PERPUSTAKAAN SMK BAGIMU NEGERIKU

PERPUSTAKAAN SMK BAGIMU NEGERIKU

Artikel Oleh : Yohanes Curie Wijayanto Sudibyo, S.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui penerepan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi ciri-ciri makhluk hidup pada peserta didik kelas X DKV 2 pada tahun pelajaran 2022/2023. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental dengan rancangan one group pre-test dan post-test design. Metode pada penelitian ini menggunakan teknik uji normalitas untuk mengetahui kategori pendistribusian normal, uji homogenitas untuk mengetahui kehomogenan data, uji t-berpasangan untuk mengetahui perbandingan antara nilai pre-test dan nilai post-test, serta deskripitif kuantitatif untuk mengetahui serta mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran dengan model PBL. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan kategori sedang serta keterlaksanaan pembelajaran dengan kategori sangat baik.

Kata Kunci : Berpikir Kritis, Kreatif, PBL

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kemampuan generasi muda. Perkembangan zaman yang cepat dan kompleksitas tantangan masa depan menuntut adanya peningkatan kualitas pendidikan, khususnya dalam hal keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Menurut Tumanggor (2021) Berfikir kritis: Cara jitu menghadapi tantangan pembelajaran abad 21.

Peserta didik yang mampu menghadapi masalah secara bijaksana dan menciptakan solusi inovatif menjadi aset berharga dalam masyarakat yang terus berkembang. Oleh karena itu, perlu adanya metode pembelajaran yang mampu merangsang dan mengembangkan kedua aspek keterampilan tersebut.

Salah satu model pembelajaran yang telah terbukti efektif dalam merangsang keterampilan berpikir kritis dan kreatif adalah Problem Based Learning (PBL). PBL tidak hanya mengandalkan pemindahan pengetahuan dari guru ke peserta didik, tetapi lebih menekankan pada pembelajaran aktif di mana peserta didik ditempatkan dalam situasi nyata dan dihadapkan pada masalah yang memerlukan pemecahan. Model ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif melalui proses penyelidikan, kolaborasi, dan pemecahan masalah yang mendalam.

Pada mata pelajaran Proyek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), PBL menjadi relevan untuk diterapkan. Proyek IPAS tidak hanya menggali pengetahuan ilmiah, tetapi juga menghadirkan kompleksitas dalam implementasinya. Oleh karena itu, penerapan PBL di dalam proyek IPAS diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif peserta didik, yang pada gilirannya akan melahirkan generasi yang siap menghadapi berbagai tantangan dalam dunia nyata.

Dengan menggali potensi PBL dalam konteks proyek IPAS, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang lebih inovatif, sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang merangsang perkembangan potensi peserta didik secara holistik, tidak hanya dalam hal pengetahuan, tetapi juga dalam aspek berpikir kritis dan kreatif, yang menjadi landasan utama bagi kemajuan masyarakat dan bangsa ke depannya.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini yang digunakan adalah metode atau jenis penelitian pre-experiental dengan one group pre-test post-test design (Sugiyono, 2015). Penggunaan metode ini untuk mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran proyek IPAS untuk materi ciri-ciri makhluk hidup pada peserta didik kelas X DKV 2 dengan jumlah peserta didik 20 orang. Penelitian ini menggunakan sampel dengan teknik simple random sampling, yaitu peluang yang diberikan bersifat sama selanjutnya untuk pemilihan dilakukan secara acak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari nilai pre-test dan post-test pada peserta didik kelas X DKV 2, pertama dilakukan uji normalitas. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Hasil dari uji normalitaas di atas menunjukkan bahwa dari Pre-Test maupun Post-Test x2hitung < x2tabel. Hal ini menandakan bahwa soal telah terdistribusi normal pada peserta didik kelas X DKV 2. Selanjutnya, untuk mengetahui kehomogenan pada sampel, dilakukan uji homogenitas dengan uji Barlett yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Hasil dari uji homogenitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa x2hitung < x2tabel, sehingga dapat dinyatakan variabel pada penelitian ini dalam kategori homogen. Selanjutnya, nilai dari pre-test dan post-test akan di uji-t berpasangan guna mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini :

Berdasarkan dari perhitungan melalui uji t-berpasangan didapat nilai ttabel lebih kecil dari nilai thitung, sehingga dapat diartikan bahwa adanya perbedaan nilai pre-test dan post-test secara signifikan sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan penerapan model pembelajaran PBL. Pos-test dilakukan sesudah perlakuan dengan penerapan model pembelajaran PBL sedangkan pre-test dilakukan sebelum perlakuan dengan penerapan model pembelajaran PBL.

Pelaksanaan Model Pembelajaran PBL

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada peserta didik kelas X DKV 2 pada mata pelajaran proyek IPAS untuk materi ciri-ciri makhluk hidup, pengamatan yang dilakukan yaitu mengenai keterlaksanaan pembelajaran dengan model PBL berdasarkan rubrik penilaian keterlaksanaan pembelajaran. Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Berdasarkan tabel di atas yang berisi mengenai hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran PBL dapat diketahui bahwa selama proses pembelajaran PBL pada peserta didik kelas X DKV 2 pada mata pelajaran proyek IPAS untuk materi ciri-ciri makhluk hidup terlaksana dengan persentase 89% yang berarti terlaksana dengan kategori sangat baik. Mulai dari pembuka, kelima fase PBL, penutup hingga suasana kelas.

Guru telah berhasil menyiapkan dan mengkoordinasikan kelas dengan baik. Ini mencakup pengaturan ruang, materi pembelajaran, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan pembelajaran berjalan lancar. Skor maksimal menunjukkan tingkat kesiapan dan organisasi yang optimal. Guru mampu memberikan apresiasi dan motivasi sebagai pengantar pembelajaran. Hal ini penting untuk menciptakan suasana positif dan memotivasi peserta didik agar lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Guru berhasil menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyajikan video yang relevan dengan materi ciri-ciri makhluk hidup. Skor maksimal menunjukkan kejelasan dalam mengarahkan peserta didik menuju pemahaman awal terhadap masalah. Guru efektif membimbing peserta didik dalam mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup yang terkait dengan materi yang disajikan melalui video. Ini mencerminkan keberhasilan guru dalam mengorganisir kegiatan penelitian. Meskipun guru membimbing peserta didik dalam menajukan pertanyaan berdasarkan observasi, skor sedikit di bawah maksimal menunjukkan potensi untuk peningkatan dalam mendukung investigasi mandiri maupun kelompok.

Guru memberikan bimbingan dalam mengembangkan hasil data yang diperoleh, tetapi skor yang sedikit di bawah maksimal menunjukkan adanya potensi untuk meningkatkan aspek ini. Guru berhasil mengkoordinasi peserta didik untuk menyampaikan dan menyimpulkan hasil analisis. Ini mencerminkan kemampuan guru dalam mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Proses evaluasi pembelajaran dilakukan, tetapi skor yang sedikit di bawah maksimal menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap proses evaluasi untuk memastikan pemahaman dan pencapaian tujuan pembelajaran. Guru berhasil mengakhiri pembelajaran dengan baik, menciptakan kesan positif dan memastikan bahwa peserta didik mendapatkan rangkuman dan pemahaman yang baik. Suasana kelas secara keseluruhan dapat dianggap positif. Meskipun ada aspek-aspek yang mendapatkan skor maksimal, beberapa aspek seperti evaluasi pembelajaran memerlukan perhatian lebih.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningsih, D., Kristin, F., & Anugraheni, I. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Berpikir Kritis Matematika. Jurnal Cakrawala Pendas5(2).

Mardiyanti, H. S. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik Kelas X MIPA-2. Journal of Classroom Action Research2(1), 1-8.

Rosmasari, A. R., & Supardi, Z. A. I. (2021). Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada materi usaha dan energi kelas X MIPA 4 SMAN 1 Gondang. PENDIPA Journal of Science Education5(3), 472-478.

Setyawan, M., & Koeswanti, H. D. (2021). Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Berpikir Kritis Peserta Didik Sekolah Dasar. Mimbar PGSD Undiksha9(3), 489-496.

Utami, N. B., Kristin, F., & Anugraheni, I. (2019). Application Of Problem Based Learning Learning Models To Improve Mathematical Learning Results And Critical Students. PIONIR: Jurnal Pendidikan8(1).