PERPUSTAKAAN SMK BAGIMU NEGERIKU

PERPUSTAKAAN SMK BAGIMU NEGERIKU

Kekuatan Kata Fiersa Besari

Fiersa Besari

Artikel oleh : Desti Natalia, S. Pd.

Halo Sobat Perpus! Pasti banyak di antara kalian yang mengenali lirik lagu di bawah ini dong! Eitss, santai ya dan jangan pakai hati nyanyinya!

Pergi saja, engkau pergi dariku
Biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Di waktu yang salah 

Bagaimana sudah tersayat-sayat dengan memori masa lalu belum setelah menyimak lirik tadi? Pasti tahu dong judul lagunya apa? Yak betul, Waktu yang Salah! Nah, sekarang coba simak lagi quotes dalam gambar berikut!

Pasti banyak di antara Sobat Perpus yang menggunakan kata-kata Bung Fiersa untuk dijadikan bahan postingan atau story status sosial media kan? Ayo ngaku!

Baik, jadi Bung Fiersa ini musisi indie dari Kota Kembang yang sudah tidak asing kita nikmati karya-karyanya yang begitu mendalam dan apik dalam memilih setiap diksinya, baik di lagu maupun di cuitan twitternya, sehingga sering kali di-capture dan digunakan sebagai bahan postingan para pengikutnya.

Musisi yang lahir di Bandung, 3 Maret 1985 ini ternyata tidak hanya seorang musisi lho! Bung Fiersa ternyata juga seorang penulis yang hobinya naik gunung. Seperti dikutip dari beberapa sumber di media elektronik karier musik Bung Fiersa ini dimulai dari tahun 2009 yang baru pada tahun 2012 beliau memutuskan untuk merilis albumnya.

Salah satu lagunya yang meledak di pasaran adalah lagu di awal tadi ya, Waktu yang Salah yang terdapat di album keduanya yang bertajuk Tempat Aku Pulang. Hingga kini Bung Fiersa telah menelurkan 4 album yaitu “11 : 11” di tahun 2012, “Tempat Aku Pulang” tahun 2014, “Konspirasi Alam Semesta” tahun 2015, dan “20:20” di tahun 2020 yang lalu. Serta beberapa lagu yang tidak dimasukkan ke dalam albumnya seperti salah satu contohnya OST Film Imperfect besutan Ernest Prakasa dan istrinya Meira yang berjudul “Pelukku untuk Pelikmu” yang juga meledak di pecinta musik Indonesia. Tidak perlu dipungkiri lagi kekuatan kata dan berbalut nada yang pas menjadi kekuatan setiap karya lagu dari Bung Fiersa.

Nah, kali ini kita tidak hanya membahas Bung Fiersa sebagai sesorang musisi namun juga sebagai seorang penulis. Mungkin sebagian besar dari Sobat Perpus lebih akrab mengenal karya-karya Beliau di dalam lagu namun masih kurang mengenal karya-karya Beliau di dalam novel.

FYI, Bung Fiersa ini bahkan menjadi salah satu pendiri Komunitas Pecandu Buku lho. Jadi, tidak hanya sebagai musisi dan pendaki gunung, Bung Fiersa ini juga seorang penulis yang handal dan mampu membuat pembacanya terbuai dengan setiap kekuatan katanya. Ada enam novel karya Bung Fiersa dan sinopsisnya yang dapat kalian simak sebagai berikut.

1. Garis Waktu (2016)

Buku ini merangkum karya tulisan Fiersa Besari dari tahun 2012 sampai 2016, yang berisi rentetan cerita dan surat yang bertema curahan tentang pertemuan, kasmaran, kegalauan, keikhlasan pada kehilangan, dan juga kenangan. Bagi Anda yang membaca buku ini, tidak hanya akan menemukan pesan pesan bertema percintaan saja, namun lebih luas dari itu, yaitu tentang membangun hubungan antar individu, menikmati hidup dan beberapa pesan terkait yang mengena dalam kehidupan.

2. Konspirasi Alam Semesta (2017)

Sebuah buku yang mengisahkan perihal petualangan seorang pemuda bernama Juang Astrajingga yang berakhir pada wanita bernama Ana Tidae. Tidak hanya berkisah perihal cinta dua manusia, tetapi juga cinta terhadap ibu, keluarga, serta ibu pertiwi. Buku ini dilengkapi dengan sebuah cd album yang berisi 16 lagu yang juga hasil karyanya. Berbeda dengan buku ‘Garis Waktu’, Buku Konspirasi Alam Semesta merupakan kesatuan cerita yang tersusun membentuk sebuah novel dan terbagi dalam beberapa bab yang diberi judul sesuai dengan judul-judul lagu yang terdapat pada album puisi tersebut.

3. Catatan Juang (2017)

Buku ini masih memuat kisah tentang Juang, lelaki yang menjadi tokoh utama dalam buku Konspirasi Alam Semesta. Memiliki kisah yang kaya, tentang impian, cita-cita, cinta, kondisi lingkungan, kondisi politik, kondisi media sosial beserta kondisi anak muda masa kini. Memberi nasehat tanpa menggurui, itu yang bisa didapatkan pada novel Catatan Juang ini. Saat kita membaca novel ini, kita akan diajak berpikir kritis, apakah hidup ini hanya untuk popularitas, uang, atau semacamnya?

Kasuarina atau yang biasa dipanggil Suar menemukan sebuah buku bersampul merah yang terjatuh di tranportasi umum. Suar berusaha untuk menemukan kembali pemiliki buku tersebut, mencari tahu yang pada akhirnya membaca isinya Pada akhirnya isi buku bersampul merah tersebut mengubah hidup Suar.

Di akhir cerita Suar akhirnya bertemu dengan pemilik dari buku bersampul merah tersebut. Kisah Juang bisa juga kita temukan di novel sebelumnya ‘Konspirasi Alam Semesta’. Juang pada akhir kisah di sini sudah tiada, benar seperti pepatah lama, bahwa tulisan yang kau tulis akan tetap terus mengalir, dibaca oleh siapa saja, walau kamu sudah tidak berada di dunia lagi.

4. Arah Langkah (2018)

Buku ini merupakan buku ke-4 karya Fiersa Besari. Berawal dari patah hati dan kegelisahan pemuda yang sering disapa “Bung”, di mana ia memilih untuk meninggalkan kota kelahirannya dan mulai berkelana bersama kedua sahabatnya. Dengan niat dan tujuan yang berbeda, ketiga petualang itu memulai perjalanan dengan menyusuri daerah-daerah Indonesia.

Meski buku ini memiliki alur maju mundur yang terkadang membuat pembaca kebingungan, namun penulis mampu mendistorsi dengan menghadirkan beberapa foto sehingga pembaca dapat hanyut dalam petualangannya. Buku ini mengajarkan bahwa berpetualang tidak selalu berkenaan dengan perjalanan dan keindahan. Cinta dan persahabatan pun selalu bisa ditemukan.

5. 11:11 (2018)

11:11 merupakan Albuk kedua karya Fiersa Besari yang berisikan 11 cerpen dengan 11 lagu yang mewakili isi masing-masing cerita tersebut. Tema cerita-cerita di buku ini memang sebagian besar romansa tapi dengan alur dan sudut pandang yang berbeda-beda membuat buku ini menarik sekali untuk dibaca!

6. Tapak Jejak (2019)

Buku terbaru karya Fiersa Besari ini merupakan lanjutan Arah Langkah. Di novel ini Bung mengunjungi daerah-daerah di wilayah timur Indonesia, Pulau Maluku, dan Pulau Papua. Meskipun dua teman seperjalanannya telah memilih pulang, Bung tetap melanjutkan perjalanannya demi menelusuri keindahan alam, tradisi dan budaya di Indonesia Timur. Selain perkampungan dan tempat wisata, Bung juga berhasil mengunjungi tempat bersejarah seperti tempat pengasingan Hatta di Banda Neira dan tempat pengasingan Pram di Pulau Buru.

Novel ini kental dengan rasa nasionalismenya. Novel ini juga memuat Kepingan Ingatan: kisah masa lalu keluarga Bung. Mulai dari ibunya menikah hingga Bung dewasa. Hadirnya kisah keluarga di tiap akhir Bab bisa menjadi penyejuk kerinduan serta sebuah kesempatan untuk mengenal Bung lebih dekat. Banyak pesan moral yang bisa kita dapatkan dalam buku ini, salah duanya: Usaha dan sifat pantang menyerah mampu membuahkan hasil yang memuaskan serta ego berlebihan dapat melelahkan dan menyusahkan diri sendiri.


Nah, Sobat Perpus BN itulah semua buku karya Fiersa Besari yang berhasil menjadi best seller di berbagai toko buku baik online maupun offline. Fiersa Besari sendiri terkenal sebagai penulis yang mampu merangkai kata-kata bijak dan bermakna bersama pengalaman berpetualangan menjadi kombinasi karya tulis yang mudah dibaca untuk semua usia. Jadi tidak mengherankan jika setiap karya yang telah Beliau buat selalu ditunggu oleh para penggemarnya. Semoga kalian semua termotivasi juga mengikuti jejak produktif Bung Fiersa! Salam Literasi!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *