Artikel Oleh : Ani Sri Wahyuni., S.S., M.Pd.
Ketika orang mendengar kata sejarah, pasti yang ada di benaknya adalah hafalan, masa lalu, kuno , membosankan ,dan sebagainya. Hal ini tentunya tidak boleh dibiarkan terus-menerus. Apalagi generasi muda sekarang banyak yang tidak tahu sejarah. Tentunya menjadi masalah besar. Presiden pertama kita yaitu Ir. Soekarno mengatakan “ Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” atau sering disebut Jas Merah.
Sejarah adalah tindakan manusia yang terjadi pada masa lalu. Mencakup aspek kehidupan manusia seperti politik, budaya, ekonomi, dan sosial. Para sejarawan mempelajari sumber sejarah sperti dokumen, artefak, catatan untuk memahami peristiwa masa lalu dan mencoba merekonstruksi cerita tentang apa yang terjadi.
Sartono Kartodirdjo melihat dari dua sisi yaitu sisi objektif dan subjektif. Sejarah secara objektif merujuk pada kejadian atau peristiwa, smentara secara subjektif dipengaruhi oleh emosi, dan pikiran dari penulis sejarah.
Manfaat Belajar Sejarah
Dikutif dari buku sejarah untuk SMK/MAK kelas X karya Ratna Hapsari dan M. Adil , terdapat beberapa manfaat belajar sejarah yaitu:
- Sebagai Panduan Moral dan Politik
Masa lalu itu bukan sekedar waktu yang terlewati begitu saja, melainkan berisi pengalaman baik buruk hidup manusia. Tidak hanya pengalaman baik buruk bangsa kita , tetapi pengalaman buruk bangsa lain juga.
2. Sarana Mengenal Lebih Dekat Bangsa Sendiri dan Bangsa-Bngsa Lain
Melalui sejarah kita dapat memahami masyarakat dan bangsa sendiri dan juga mengenal bangsa-bangsa lain. Dengan mempelajari sejarah kita akan lebih menghargai hal-hal yang telah kita miliki sebagai bangsa mulai dari awal perkembangannya di nusantara sampai terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Memperkuat Identitas Bangsa
Sejarah berperan penting membentuk identitas dan kepribadian bangsa.Suatu bangsa tak mungkin akan mengenal identitas dan perkembangan mereka hingga sekarang tanpa mengenal sejarah.
4. Melatih Berpikir Menyeluruh (Holistik) dan Multiperspektif
Sejarah melatih kita untuk berpikir holistic dan multiperspektif dalam memandang suatu peristiwa. Suatu peristiwa sejarah itu tidak sdehaa, tidak berdiri sendiri melainkan terkait dengan peristiwa-peristiwa lain sebelumnya.
5. Melatih Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Menurut Sartono Kartodirdjo ada perbedaan pendekatan dan sudut pandang antara sejarah dan ilmu sosial lainnya.Jika sejarah menggunakan perspektif diakronik, ilmu sosial lainnya menggunakan perspektif sinkronik. Kajian sejarah tidak identic dengan kronik,tetapi dentik dengan kronologi atau urutan waktu tentang kejadian-kejadian yang sangat penting.. sebaliknya ilmu sosial lainnya menganalisa peristiwa atau fenomena sosial dengan pendekatan sinkronik (melebar dalam ruang)